Minggu, 27 Oktober 2013

ARTIKEL PEMUDA INDONESIA


1.   Pemuda dahulu
Pemuda dahulu adalah pemuda yang mempunyai rasa nasionalisme dan patriotisme yang tinggi menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan.
Dengan di ikrarkannya sumpah pemuda menjadi torehan sejarah bagi para pemuda bangsa untuk mewujudkan kemerdekaan bangsa indonesia.melalui tangan para pemuda indonesia di akui sebagai negara yang berdaulat.
Para pemuda mempunyai semangat yang mengelora dalam mewujudkan negara indonesia merdeka .pemuda saat itu membuktikan bahwa perbedaan tidak menjadi batu sanding bagi bangsa Indonesia dalam mewujudkan negara indonesia merdeka
2.  Pemuda sekarang
Pemuda sekarang harus bisa menyadari perjuangan para pemuda dahulu yang memperjuangkan bangsa indonesia guna membangun masa depan yang lebih  baik.pemuda  sekarang harus mampu membangun bangsa ini dari ketepurukan. dengan tumbangnya kepemimpinan presiden soeharto  yang tak lepas dari peran besar para pemuda. Tetapi para pemuda sekarang hanya menjadi penikmat saja, Menikmati kecepatan perubahan teknologi, tapi tidak menjadi inovator teknologi. Menikmati kekayaan dari orang tua, tapi tidak memanfaatkan sumber daya yang dimiliki untuk hidup mandiri. Hanya menikmati pendidikan di bangku kuliah, tapi tidak mengaplikasikan di lingkungan. Kita membutuhkan pemimpin yang mampu  menjadi termostat (yang mempengaruhi sekitarnya), bukan menjadi termometer (yang dipengaruhi sekitarnya). Dimulai dengan diri sendiri dahulu yang benar, lalu memimpin orang lain.kita adalah pemimpin masa depan.
3. Pemuda akan datang
Pemuda yang akan datang diharabkan mampu meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan yang lebih tinggi,mampu menjadi generasi bangsa yang lebih baik, dan harus kembali mendalami filosopi Pancasila dengan mengutamakan persatuan kesatuan, meningkatkan kreativitas dan karya di atas kepentingan penampilan. untuk menjadi bangsa yang berdaulat dibutuhkan soliditas dan kebersamaan mencapai perubahan bangsa menuju kebaikan dan perbaikan bersama untuk bersatu dan berserikat dalam komunitas atau organisasi atau komunitas positif yang mendukung kebangkitan bangsa yang lebih baik .

Selasa, 01 Oktober 2013

STRUKTUR SOSIAL


Pengertian dan ciri Struktur Sosial
  • Pengertian Struktur Sosial :Struktur sosial adalah tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat, di dalam struktur sosial  tersebut terkandung hubungan timbal balik antara status dan peranan yang menunjuk pada suatu keteraturan perilaku.
       Pengertian struktur sosial menurut Ahli :
  • Coleman : Pola hubungan antar manusia dan antarkelompok manusia
  • Kornblum : Pola perilaku individu dan kelompok, yaitu perilaku  berulang-ulang yang menciptakan  hubungan antar individu dan antar kelompok dalam masyarakat
  • Soerjono soekanto : sebuah hubungan timbal balik antara posisi-posisi sosial dan peranan-peranan sosial
         Ciri-ciri Struktur Sosial :
  • struktur sosial mengacu pada hubungan sosial yang pokok, yang dapat memberikan bentuk pada masyarakat
  • struktur sosial mencakup semua hubungan sosial antara individu-individu pada saat tertentu
  • struktur sosial meliputi seluruh kebudayaan dalam masyarakat
  • struktur sosial merupakan realitas sosial yang bersifat statis dan memiliki kerangka yang membentuk suatu tatanan
  • struktur sosial merupakan tahapan perubahan dan perkembangan masyarakat yang mengandung dua pengertian. Pertama di dalam struktur sosial terdapat peranan yang bersifat empiris, kedua di dalam setiap perubahan dan perkembangan tersebut terdapat tahap perhentian.

Fungsi Struktur Sosial

Menurut Mayor Polak ada 3 fungsi struktur social :
·        Sebagai pengawas social, yakni penekanan terhadap kemungkinan terjadi pelanggaran atas norma dan nilai dan peraturan kelompok atau masyarakat
·        Sabagai dasar untuk menanamkan disiplin social kelompok atau masyarakat
·        Struktus social merupakan karakteristik yang khas dimiliki oleh masyarakat

Bentuk Struktur social

Dilihat dari sifatnya :

·        Struktur social Kaku                 :
Struktur social merupakan bentuk struktur social yang tidak bias diubah atau sekurang-kurangnya masyarakat mengalami kesulitan besar untuk melakukan perpindahan status/kedudukan

·        Struktur social kaku                  :
Struktur social yang setiap anggotanya  bebas bergerak melakukan perubahan status / kedudukannya

·        Struktur social formal                :
Struktur social yang diakui oleh pihak berwenang, contoh lembaga pemerintahan tingkat kabupaten yang terdiri dari bupati, wakil bupati, sekwilda dsb.

·        Struktur social informal             :
Struktur social yang nyata ada dan berfungsi tetapi tidak memiliki ketetapan hukum dan tidak diakui oleh pihak berwenang, contoh tokoh masyarakat yang disegani.


Dilihat dari identitas anggota masyarakatnya

·        Struktur social heterogen           :
Struktur social yang ditandai oleh keragaman identitas anggota masyarakatnya

·        Struktur social homogen            :
Struktur social yang ditandai oleh keanggotaannya sama / sejenis

Dilihat dari ketidaksamaan social :

·        Diferensiasi Sosial         ( Secara horizontal )
·        Stratifikasi Sosial          ( Secara vertikal )

·        Secara horizontal merupakan struktur masyarakat dengan berbagai kesatuan social berdasarkan perbedaan perbedaan suku, agama, dan adat istiadat yang dikenal dengan istilah diferensiasi social

·        Secara vertical merupakan struktus social yang ditandai oleh kesatuan kesatuan social berdasarkan perbedaan pelapisan social baik lapisan atas maupun lapisan bawah yang dikenal dengan istilah stratifikasi social


Faktor pembentuk ketidaksamaan social
·        Factor geografis : Perbedaan mata pencaharian, tradisi, letak geografis, iklim, suhu, dll.
·        Factor etnis
·        Kemampuan / potensi diri
·        Latar belakang social

Menurut pendapatan Peter M. Blau

·        Intersected social structuce :Struktur social yang keanggotaannya bersifat menyilang
·        Consolidated social structure : Struktur social yang setiap anggotanya tumpang tinggi paramenter ( tolak ukur ), dan mengakibatkan penguat identitas keanggotaan

Unsur – unsur struktur social 
menurut Soerjono Soekanto unsur – unsur social dalam struktur social meliputi :
·        Kelompok social
·        Kebudayaan
·        Lembaga social
·        Stratifikasi social
·        Kekuasaan dan wewenang

INTEGRASI SOSIAL


Pengertian Integrasi Sosial
·        Dalam KBBI integrasi diartikan pembauran sesuatu yang tertentu hingga menjadi kesatuan yang utuh dan bulat

·        Integrasi sosial adalah proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur yang berbeda tersebur dapat meliputi ras, etnis, agama bahasa, kebiasaan, sistem nilai dan lain sebagainya.

Pengertian integrasi sosial menurut ahli :
  • Menurut Baton : integrasi sebagai suatu pola hubungan yang mengakui adanya perbedaan ras dalam masyarakat, tetapi tidak memberikan fungsi penting pada perbedaan pada ras tersebut

Syarat terjadinya Integrasi
Menurut  William F. Ogburn dan Meyer Nimkoff, syarat  terjadinya integrasi sosial adalah :
  • Anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan-kebutuhan mereka
  • Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (konsensus) bersama mengenai nilai dan norma
  • Nilai dan norma sosial itu berlaku cukup lama dan dijalankan secara konsisten

Faktor yang mempengaruhi cepat atau lambatnya proses integrasi
  • Homogenitas kelompok, pada masyarakat yang homogenitasnya rendah integrasi sangat mudah tercapai , demikian sebaliknya.
  • Besar kecilnya kelompok, jumlah anggota kelompok mempengaruhi cepat lambatnya integrasi karena membutuhkan penyesuaian diantara anggota.
  • Mobilitas geografis, semakin sering anggota suatu masyarakat datang dan pergi maka semakin mempengaruhi proses integrasi
  • Efektifitas komunikasi, semakin efektif komunikasi, maka semakin cepat integrasi anggota-anggota masyarakat tercapai.
Bentuk-bentuk integrasi sosial
  • Integrasi Normatif : integrasi yang terjadi akibat adanya norma-norma yang berlaku dimasyarakat,  contoh masyarakat Indonesia dipersatukan oleh semboyan Bhineka Tunggal Ika
  • Integrasi Fungsional, integrasi yang terbentuk sebagai akibat adanya fungsi-fungsi tertentu dalam masyrakat. Contoh Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, mengintegrasikan dirinya dengan melihat fungsi masing-masing, suku bugis melaut, jawa pertanian, Minang pandai berdagang.
  • Integrasi Koersif, integrasi yang terbentuk berdasarkan kekuasaan yang dimiliki penguasa.. Dalam hal ini penguasa menggunakan cara koersif.

Proses Integrasi
  • Asimilasi : berhadapannya dua kebudayaan atau lebih yang saling mempengaruhi sehingga memunculkan kebudayaan baru dengan meninggalkan sifat asli.
  • Akulturasi : proses sosial yang terjadi bila kelompok sosial dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada kebudayaan asing (baru), sehingga kebudayaan asing (baru) diserap/diterima dan diolah dalam kebudayaan sendiri, tanpa meninggalkan sifat aslinya.

Faktor-faktor Pendorong Integrasi Sosial
  • Adanya tolerasnsi terhadap kebudayaan yang berbeda
  • Kesempatan yang seimbang dalam bidang ekonomi
  • Mengembangkan sikap saling menghargai orang lain dengan kebudayaannya
  • Adanya sikap yang terbuka dengan golongan yang berkuasa
  • Adanya persamaan dalam unsur unsur kebudayaan.
  • Adanya perkawinan campur (amalgamasi)
  • Adanya musuh bersama dari luar.

KONFLIK SOSIAL




Pengertian Konflik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) konflik diartikan sebagai percekcokan, perselisihan atau pertentangan. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih(atau juga kelompok) yang berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya tak berdaya.



Dalam Bahasa latin : Configere artinya saling memukul.
secara sosiologis kekerasan umumnya terjadi saat individu atau kelompok yang berinteraksi mengabaikan norma-norma dan nilai sosial dalam mencapai tujuan masing-masing.Akibatnya terjadilah 

Pengertian Konflik menurut Ahli :
  • Soerjono Soekanto : Suatu proses sosial individu atau kelompok yang berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan /atau kekerasan.
  • Gillin and Gillin : konflik adalah bagian dari sebuah proses sosial yang terjadi karena adanya perbedaan-perbedaan fisik, emosi , kebudayaan dan perilaku.

Faktor-faktor Penyebab Konflik
Soejono Soekanto mengemukakan 4 faktor penyebab terjadinya konflik yaitu :

a. Perbedaan antarindividu
Merupakan perbedaan yang menyangkut perasaan, pendirian, atau ide yang berkaitan dengan harga diri, kebanggan, dan identitas seseorang.
Sebagai contoh anda ingin suasana belajar tenang tetapi teman anda ingin belajar sambil bernyanyi, karena menurut teman anda itu sangat mundukung. Kemudian timbul amarah dalam diri anda. Sehingga terjadi konflik.

b. Perbedaan Kebudayaan
Kepribadian seseorang dibentuk oleh keluarga dan masyarakat . tidak semua masyarakat memiliki nilai-nilai dan norma yang sama. Apa yang dianggap baik oleh satu masyarakat belum tentu baik oleh masyarakat lainnya.
Interaksi sosial antarindividu atau kelompok dengan pola kebudayaan yang berlawanan dapat menimbulkan rasa amarah dan benci sehingga berakibat konflik.

c. Perbedaan Kepentingan
Setiap kelompok maupun individu memiliki kepentingan yang berbeda pula. Perbedaan kepentingan itu dapat menimbulkan konflik diantara mereka.

d. Perubahan Sosial
Perubahan yang terlalu cepat yang terjadi pada suatu masyarakat dapat mengganggu keseimbangan sistem nilai dan norma yang berlaku, akibatnya konflik dapat terjadi karena adanya ketidaksesuaian antara harapan individu dengan masyarakat.
Sebagai contoh kaum muda ingin merombak pola perilaku tradisi masyarakatny, sedangkan kaum tua ingin mempertahankan tradisi dari nenek moyangnya. Maka akan timbulah konflik diantara mereka.
 

Bentuk-bentuk Konflik

Menurut Lewis A. Coser konflik dibedakan menjadi 2 yaitu :
  1. Konflik realistis berasal dari kekecewaan individu atau kelompok terhadap sistem atau tuntutan yang terdapat dalam hubungan sosial.
  2. Konflik nonrealistis adalah konflik yang bukan berasal dari tujuan-tujuan persaingan yang antagonis(berlawanan), melainkan dari kebutuhan pihak-pihak tertentu untuk meredakan ketegangan.
Menurut Soerjono Soekanto konflik dibedakan menjadi 5 bentuk, yaitu :
  • Konflik atau pertentangan pribadi
  • Konflik atau pertentangan rasial
  • Konflik atau pertentangan antar kelas-kelas sosial
  • Konflik atau pertentangan politik
  • Konflik atau pertentangan yang bersifat internasional

Dampak Sebuah Konflik

Segi positif dari konflik adalah sebagai berikut:
  1. Konflik dapat memperjelas aspek-aspek kehidupan yang belum jelas atau masih belum tuntas di telaah.
  2. Konflik memungkinkan adanya penyesuaian kembali norma-norma, nila-nilai, serta hubungan-hubungan sosial dalam kelompok bersangkutan dengan kebutuhan individu atau kelompok.
  3. Konflik meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok yang sedang mengalami konflik dengan kelompok lain.
  4. Konflik merupakan jalan untuk mengurangi ketergantungan antarindividu dan kelompok.
  5. Konflik dapat membantu menghidupkan kembali norma-norma lama dan menciptakan norma baru.
  6. Konflik dapat berfungsi sebagai sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan-kekuatan yang ada di dalam masyarakat.
  7. Konflik memunculkan sebuah kompromi baru apabila pihak yang berkonflik berada dalam kekuatan yang seimbang.

Segi negatif dari konflik :
  1. Keretakan hubungan antarindividu dan persatuan kelompok.
  2. Kerusakan harta benda dan hilangnya nyawa manusia.
  3. Berubahnya kepribadian para individu.
  4. Munculnya dominasi kelompok pemenang atas kelompok yang kalah.



Cara Pengendalian Konflik dan Kekerasan

Konsoliasi
Dilakukan melalui lembaga-lembaga tertentu yang memungkinkan diskusi dan pengambilan keputusan yang adil di antara pihak yang bertikai.

Mediasi
Dilakukan apabila kedua pihak yang berkonflik sepakat untuk menunjuk pihak ketiga sebagai mediator.

Arbitasi
Dilakukan apabila kedua belah pihak sepakat untuk menerima atau terpaksa menerima hadirnya pihak ketiga yang akan memberikan keputusan-keputusan tertentu untuk menyelesaikan konflik.

Ajudication
Cara penyelesaian konflik melalui pengadilan

MOBILITAS SOSIALL

A. Pengertian Umum
Gerak sosial (Mobilitas sosial) adalah perubahan, pergeseran, peningkatan, ataupun penurunan status dan peran anggotanya. Mobilitas berasal dari bahasa latin mobilis yang berarti mudah dipindahkan atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Kata sosial yang ada pada istilah tersebut mengandung makna gerak yang melibatkan seseorang atau sekelompok warga dalam kelompok sosial. Jadi, mobilitas sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau sekelompok orang dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain. Misalnya, seorang pensiunan pegawai rendahan salah satu departemen beralih pekerjaan menjadi seorang pengusaha dan berhasil dengan gemilang.
B. Bentuk-bentuk mobilitas sosial

1. Mobilitas vertikal
Mobilitas Vertika : adalah perpindahan status sosial yang dialami seseorang atau sekelompok orang pada lapisan sosial yang berbeda.
A. Mobilitas vertical ke atas (Sosial Climbing) Sosial climbing adalah mobilitas yang terjadi karena adanya peningkatan status atau kedudukan seseorang
B. Mobilitas vertikal ke bawah (Social sinking) Sosial sinking merupakan proses penurunan status atau kedudukan seseorang. Proses sosial sinking sering kali menimbulkan gejolak psikis bagi seseorang karena ada perubahan pada hak dan kewajibannya.

2. Mobilitas horizontal 
Mobilitas Horizontal adalah perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok orang dalam lapisan sosial yang sama. Dengan kata lain mobilitas horisontal merupakan peralihan individu atau obyek-obyek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat.

C. Hubungan Struktur Sosial dan Mobilitas Sosial 

Seperti yang dijelaskan diatas bahwa mobilitas sosial merupakan perpindahan status ataukedudukan dari satu lapisan ke lapisan yanhg lain. Perpindahan tersebut terjadi dalam suatu struktur sosialyang berdimensi vertikal, artinya mudah-tidak nya seseorang melakukan mobilitas sosial tergantung dari struktur sosial masyarakatnya.

1. Mobilitas sosial dalam sistem stratifikasi sosial terbuka

Masyarakat yang memiliki sistem stratifikasi sosial terbuka memberi kesempatan pada para anggotanya untuk melakukan mobilitas sosial vertikal yang terjadi dapat berupa sosial climbing ataupun sinking. Dalam sistem stratifikasi soaial yang terbuka memungkinkan setiap anggota masyarakat bersikap aktif dan kreatif dalam melakukan perubahan-perubahab untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya
Prinsip umum mobilitas sosial dalam masyarakat yang menganut stratifikasi terbuka adalah sebagai berikut:

  • Tidak ada satu pun masyarakat yang mutlak tertutup terhadap mobilitas sosial vertikal 
  • Seterbuka apapun suatu masyarakat terhadap mobilitas sosial, terkadang tetap ada hambatan-hambatan. 
  • Setiap masayarakat pasti memiliki tipe mobilitas sosial vertikal sendiri, tidak ada tipe yang berlaku umum bagi setiap masyarakat. 
  • Laju mobilitas sosial disebabkan oleh faktor ekonomi, politik, dan pekerjaan yang berbeda-beda. 
  • Mobilitas sosial yang disebabkan oleh faktor ekonomi, politik, dan pekerjaan, tidak menunjukkan adanya kecenderungan yang kontinu tentang bertambah atau berkurang laju mobilitas sosial.
2. Mobilitas Sosial dalam Sistem Stratifikasi Sosial yang Tertutup 

Pada masyarakat yang menganut sistem stratifikasi sosial tertutup kemungkinan terjadinya mobilitas sosial vertikal sangat kecil. Hal ini terjadi karena masyarakatnya lebih mengutamakan nilai-nilai tradisional. Contohnya, masyarakat suku Badui Dalam. Mereka lebih memilih menjaga nilai-nilai tradisional dan menolak adanya perubahan. Dari uraian diatas, jelas terdapat hubungan antara mobilitas sosial yang terjadi pada seseorang atau sekelompok orang dengan struktur sosial masyarakat tempat seseorang atau sekelompok orang tersebut berada.
Secara umum, cara orang untuk dapat melakukan mobilitas sosial ke atas adalah sebagai berikut :
  • Perubahan standar hidup Kenaikan penghasilan tidak menaikan status secara otomatis, melainkan akan mereflesikan suatu standar hidup yang lebih tinggi. Ini akan mempengaruhi peningkatan status. Contoh: Seorang pegawai rendahan, karena keberhasilan dan prestasinya diberikan kenaikan pangkat menjadi Menejer, sehingga tingkat pendapatannya naik. Status sosialnya di masyarakat tidak dapat dikatakan naik apabila ia tidak merubah standar hidupnya, misalnya jika dia memutuskan untuk tetap hidup sederhana seperti ketika ia menjadi pegawai rendahan. 
  • Perkawinan Untuk meningkatkan status sosial yang lebih tinggi dapat dilakukan melalui perkawinan. Contoh: Seseorang wanita yang berasal dari keluarga sangat sederhana menikah dengan laki-laki dari keluarga kaya dan terpandang di masyarakatnya. Perkawinan ini dapat menaikan status si wanita tersebut. 
  • Perubahan tempat tinggal Untuk meningkatkan status sosial, seseorang dapat berpindah tempat tinggal dari tempat tinggal yang lama ke tempat tinggal yang baru. Atau dengan cara merekonstruksi tempat tinggalnya yang lama menjadi lebih megah, indah, dan mewah. Secara otomatis, seseorang yang memiliki tempat tinggal mewah akan disebut sebagai orang kaya oleh masyarakat, hal ini menunjukkan terjadinya gerak sosial ke atas. 
  •  
D. Faktor-faktor Pendorong dan Penghambat Mobilitas Sosial 

Faktor Pendorong Mobilitas Sosial : 
A. Faktor Struktural
Faktor struktural adalah jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang bisa dan harus diisi serta kemudahan     untuk memperolehnya.  
B. Faktor Individu Faktor individu
adalah kualitas seseorang , baik ditinjau dari segi tingkat pendidikan, penampilan, maupun keterampilan pribadi.  

C. Status Sosial
Setiap manusia dilahirkan dalam status sosial yang dimiliki oleh orang tuanya, karena ketika ia dilahirkan tidak ada satu manusia pun yang memiliki statusnya sendiri. Apabila ia tidak puas dengan kedudukan yang diwariskan oleh orang tuanya, ia dapat mencari kedudukannya sendiri dilapisan sosial yang lebih tinggi.

D. Keadaan Ekonomi 
Keadaan ekonomi dapat menjadi pendorong terjadinya mobilitas sosial. Orang yang hidup dalam keadaan ekonomi yang serba kekurangan, misalnya daerah tempat tinggal nya tandus dan kekurangan SDA, kemudian berpindah tempat ke tempat yang lain atau ke kota besar. Secara sosiologis mereka dikatakan mengalami mobilitas

E.Situasi Politik 
Situasi Politik dapat menyebabkan terjadinya mobilitas sosial suatu masyarakat dalam sebuah negara. Keadaan negara yang tidak menentu akan mempengaruhi situasi keamanan yang bisa mengakibatkan terjadinya mobilitas manusia ke daerah yang lebih aman.

F. Kependudukan (Demografi)
Faktor kependudukan biasanya menyebabkan mobilitas dalam arti geografik. Di satu pihak, pertambahan jumlah penduduk yang pesa mengakibatkan sempitnya tempat permukiman, dan di pihak lain kemiskinan yang semakin merajalela. Keadaan demikian yang membuat sebagian warga masyarakat mencari tempat kediaman lain.

G. Keingina Melihat Daerah Lain 
Adanya keingina melihat daerah lain mendorong masyarakat untuk melangsungkan mobilitas geografik dari satu tempat ke tempat yang lain.

H. Perubahan kondisi sosial 
Struktur kasta dan kelas dapat berubah dengan sendirinya karena adanya perubahan dari dalam dan dari luar masyarakat. Misalnya, kemajuan teknologi membuka kemungkinan timbulnya mobilitas ke atas. Perubahan ideologi dapat menimbilkan stratifikasi baru.

I. Ekspansi teritorial dan gerak populasi 
Ekspansi teritorial dan perpindahan penduduk yang cepat membuktikan cirti fleksibilitas struktur stratifikasi dan mobilitas sosial. Misalnya, perkembangan kota, transmigrasi, bertambah dan berkurangnya penduduk.

J.Komunikasi yang bebas 
Situasi-situasi yang membatasi komunikasi antarstrata yang beraneka ragam memperkokoh garis pembatas di antara strata yang ada dalam pertukaran pengetahuan dan pengalaman di antara mereka dan akan mengahalangi mobilitas sosial. Sebaliknya, pendidikan dan komunikasi yang bebas sertea efektif akan memudarkan semua batas garis dari strata sosial uang ada dan merangsang mobilitas sekaligus menerobos rintangan yang menghadang.


Faktor penghambat mobilitas sosial
Ada beberapa faktor penting yang justru menghambat mobilitas sosial. Faktor-faktor penghambat itu antara lain sebagai berikut :

  • Kemiskinan Faktor ekonomi dapat membatasi mobilitas sosial. Bagi masyarakat miskin, mencapai status sosial tertentu merupakan hal sangat sulit 
  • Diskriminasi Kelas Sistem kelas terturup dapat menghalangi mobilitas ke atas, terbukti denga adanya pembatasab keanggotaan suatu orgnisasi tertentu dengan berbagai syarat dan ketentuan. seperti yang terjadi di Afrika Selatan di masa lalu, dimana ras berkulit putih berkuasa dan tidak memberi kesempatan kepada mereka yang berkulit hitam untuk dapat duduk bersama-sama di pemerintahan sebagai penguasa. Sistem ini disebut Apharteid dan dianggap berakhir ketika Nelson Mandela, seorang kulit hitam, terpilih menjadi presiden Afrika Selatan 
  • Perbedaan Ras dan Agama Dalam sistem kelas tertutup dapat memungkinkan terjadinya mobilitas vertikal ke atas. Dalam agama tidak dibenarka seseorang dengan sebebas-bebasnya dan sekehendak hatinya berpindah-pindah agama sesuai keinginannya. 
  • Perbedaan jenis kelamin (Gender) Dalam masyarakat, pria di pandang lebih tinggi derajatnya dan cenderung menjadi lebih mobil daripada wanita. Perbedaan ini mempengaruh dala mencapai prestasi, kekuasaan, status sosial, dan kesempatan-kesempatan dalam masyarakat. 
  • Faktor Pengaruh Sosialisasi yang Sangat kuat Sosialisasi yang sangat atau terlampau kuat dalam suatu masyarakat dapat menghambat proses mobilitas sosial. Terutama berkaitan dengan nilai-nilai dan adat yang berlaku. 
  • Perbedaan Kepentingan Adanya perbedaan kepentingan antarindividu dalam sutu struktur organisasi menyebabkan masing-masing individu saling bersaing untuk memperebutkan sesuatu. 
E. Saluran-Saluran Mobilitas Sosial 

  1. Angkatan Bersenjata Seseorang yang tergabung dalam angkatan bersenjata biasabya ikut berjasa dalam membela nusa dan bangsa sehingga dengan jasa tersebut ia mendapat sejumlah penghargaan dan naik pangkat.
  2. Pendidikan Pendidikan, baik formal maupun nonformal merupakan saluran untuk mobilitas vertikal yang sering digunakan, karena melalui pendidikan orang dapat mengubah statusnya. Lembaga-lembaga pendidikan pada umumnya merupakan saluran yang konkret dari mobilitas vertikal ke atas, bahkan dianggap sebagai social elevator (perangkat) yang bergerak dari kedudukan yang rendah ke kedudukan yang lebih tinggi. Pendidikan memberikan kesempatan pada setiap orang untuk mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi. Contoh: Seorang anak dari keluarga miskin mengenyam sekolah sampai jenjang yang tinggi. Setelah lulus ia memiliki pengetahuan dagang dan menggunakan pengetahuannya itu untuk berusaha, sehingga ia berhasil menjadi pedagang yang kaya, yang secara otomatis telah meningkatkan status sosialnya 
  3. Organisasi Politik Seorang angota parpol yang profesional dan punya dedikasi yang tinggi kemungkinan besar akan cepat mendapatkan status dalam partainya. Dan mungkin bisa menjadi anggota dewan legislatif atau eksekutif 
  4. Lembaga Keagamaan Lembaga ini merupakan salah satu saluran mobilitas vertikal, meskipun setiap agama menganggap bahwa setiap orang mempunyai kedudukan yang sederajat 
  5. Organisasi Ekonomi Organisasi ini, baik yang bergerak dalam bidang perusahan maupun jasa umumnya memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi seseorang untuk mencapai mobilitas vertikal. 
  6. Organisasi Profesi Organisasi profesi lainnya yang dapat dijadikan sebagai saluran mobilitas vertikal, antara lain ikatan 
  7. Perkawinan Melauli perkawinan seseorang dapat menaikkan statusnya. Misalnya,seseorang wanita yang berasal dari keluarga biasa saja menikah dengan pria berstatus sosial ekonominya lebih tinggi. Hal ini menyebabkan naiknya status sosial nya sang wanita 
  8. Organisasi keolahragaan Melalui organisasi keolahragaan, seseorang dapat meningkatkan status nya ke strata yang lebih tinggi 

G. Dampak Mobilitas Sosial 

  • Dampak Positif :
  1. Mendorong Seseorang untuk lebih maju Terbukanya kesempatan untuk pindah dari strata ke strata yang lain menimbulkan motivasi yang tinggi pada diri seseorang untuk maju dalam berprestasi agar memperoleh status yang lebih tinggi. 
  2. Mempercepat Tingkat Perubahan Sosial Masyarakat ke Arah yang Lebih Baik Mobilitas sosial akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik. Contoh: Indonesia yang sedang mengalami perubahan dari masyarakat agraris ke masyarakat industri. Perubahan ini akan lebih cepat terjadi jika didukung oleh sumber daya yang memiliki kualitas. Kondisi ini perlu didukung dengan peningkatan dalam bidang pendidikan.
  3. Meningkatkan Intergrasi Sosial Terjadi nya mobilitas sosial dalam suatu masyarakat dapat meningkatkan integrasi sosial.misalnya, ia akan menyesuaikan diri dengan gaya hidup, nilai-nilai dan norma-norma yang di anut oleh kelompok orang dengan status sosial yang baru sehingga tercipta intergrasi soaial. 
  • Dampak Negatif :
  1. Timbulnya Konflik Konflik yang ditimbulkan oleh mobilitas sosial dapat dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu sebagai berikut. : 1) Konflik Antarkelas Dalam masyarakat terdapat lapisan-lapisan. Kelompok dalam lapisan tersebut disebut kelas sosial. Apabila terjadi perbedaan kepentingan antarkelas sosial, maka bisa memicu terjadinya konflik antar kelas. 2) Konflik Antarkelompok sosial Konflik yang menyangkut antara kelompok satu dengan kelompok yang lainnya. Konflik ini dapat berupa: a. Konflik antara kelompok sosial yang masih tradisional dengan kelompok sosial yang modern b. Proses suatu kelompok sosial tertentu terhadap kelompok sosial yang lain yang memiliki wewenang 3) Konflik Antargenerasi Konflik yang terjadi karena adanya benturan nilai dan kepentingan antara generasi yang satu dengan generasi yang lain dalam mempertahankan nilai-nilai denga nilai-nilai baru yang ingin mengadakan perubahan.
  2. Berkurangnya Solidaritas Kelompok Penyesuaian diri dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam kelas sosial yang baru merupakan langkah yang diambil oleh seseorang yamg mengalami mobilitas, baik vertikal maupun horizontal. Hal ini dilakukan agar mereka bisa diterima dalam kelas sosial yang baru dan mampu menjalankan fungsi-fungsinya 
  3. Timbulnya Gangguan Psikologis Mobilitas sosial dapat pula mempengaruhi kondisi psikologis seseorang.

PERUBAHAN SOSIAL DAN LEMBAGA SOSIAL



PERUBAHAN SOSIAL

Merupakan semua bentuk perubahan yang terjadi dalam masyarakat dalm bentuk struktur sosial, lembaga-lembaga sosial, system sosial, dan berbagai aktifitas sosial masyarakat.

Bentuk Perubahan Sosial:
Berdasarkan kecepatannya,
1.        Evolusi
2.        Revolusi
Berdasarkan prosesnya:
1.        Perubahan yang bersifat Periodik
2.        Perubahan yang bersifat non periodic
Berdasarkan perencanaan:
1.        Perubahan terencana
2.        Perubahan tidak terrencana

Faktor Penyebab Perubahan Sosial:
1. Faktor internal:
    a. Bertambah dan berkurangnya penduduk
    b. Penemuan baru
    c. Pertentangan dalam masyarakat
    d. Terjadinya pemberontakan atau revolusi
2. Faktor Eksternal:
    a. Bencana alam
    b. Peperangan
    c. Pengaruh kebudayaan lain

 Faktor Pendorong perubahan sosial:
1.        kontak dengan kebudayaan lain
2.        system pendidikan formal yang maju
3.        sikap menghargai hasil karya orang lain
4.        system terbuka dalam lapisan masyarakat
5.        penduduk yang heterogen
6.        ketidakpuasan masyarakat pada bidang kehidupan tertentu
7.        orientasi ke masa depan
8.        toleransi terhadap hal yang menyimpang

Faktor penghambat perubahan sosial:
1.        Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain
2.        Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat
3.        sikap masyarakat yang tradisional
4.        adanya kepentingan yang tertanam dengan kuat
5.        rasa takut terjadinya kegiyahan pada integrasi sosial
6.        prasangka terhadap hal-hal yang baru dan asing
7.        hambatan yang bersifat ideologis
8.        adapt atau kebiasaan

Dampak Positif perubahan sosial:
1.        Demokratisasi
2.        Globalisasi
3.        Modernisasi

Dampak Negatif:
1.        Westernisasi
2.        Sekularisme
3.        Konsumerisme
4.        Hedonisme



LEMBAGA SOSIAL



Menurut Soerjono Soekanto:
Adalah kumpulan norma dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan masyarakat.

Major Polak:
Merupakan suatu kompleksitas atau system peraturan dan adapt istiadat yang mempertahankan nilai-nilai penting.

Ciri-ciri lembaga sosial menurut Gillin & Gillin:
1.        mempunyai tingkat kekelan tertentu
2.        mempunyai tujuan
3.        mempunyai perangkat untuk mencapai tujuan
4.        mempunayi lambing atau symbol
5.        mempunyai tradisi tertulis dan tidak tertulis
6.        berbentuk organisasi pola pemikiran dan perilaku yang terwujud melalui aktifitas masyarakat.

Tipe-tipe Lembaga Sosial:
1. Berdasarkan perkembangannya:
    a. Crescive institutions. Lembaga yang tidak sengaja tumbuh
       dari adapt istiadat masyarakat
    b. Enacted institutions. Lembaga yang sengaja dibentuk
        untuk kepentingan tertentu
2. Berdasarkan sistem nilai yang diterima masyarakat:
    a. Basic Institutions. Lembaga yang digunakan untuk
       mempertahankan dan memelihara tata tertib dalam
       masyarakat
    b. Subsidiary Institutions. Lembaga sosial yang berkaitan
       dengan hal-hal yang kurang penting.
3. Dari segi penerimaan masyarakat
    a. Social sanctioned institutions. Lembaga yang diterima
       masyarakat. spt; sekolah, perusahaan, perbankan dan
       koperasi
    b. Unsanctioned Institutions. Lembaga yang ditolak  
        masyarakat, spt; perjudian, perampokan, dll
4. Dari faktor penyebarannya
    a. General Institutions. Lembaga yang dikenal oleh hampir
       seluruh masyarakat di dunia. Spt; agama, IPTEK
    b. Restricted Institutions. Lembaga yang dianut oleh
        masyarakat tertentu. Spt; agama Islam, Kristen, Hindu, dll
5. Dari sudut fungsinya:
    a. Operative Institutions. Lembaga yang berfungsi
        menghimpun tata cara yang diperlukan untuk mencapai
        tujuan lembaga. Spt; Lembaga industri
    b. Regulative Institutions. Lembaga yang bertujuan
        mengawasi adat istiadat atau tata kelakuan yang tidak
        menjadi bagian mutlak dari lembaga itu sendiri. Contoh;
        Lembaga Hukum

Fungsi Lembaga Sosial:
1.        Memberikan pedoman pada anggota masyarakat bagaimana seharusnya bertingkah laku
2.        Menjaga keutuhan masyarakat
3.        Memberikan pedoman kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial


Lembaga sosial juga memiliki fungsi:

1.       Manifes (Nyata)
2.       Latent ( Terselubung)

Lembaga Sosial yang ada dalam masyarakat:

1. Lembaga/pranata Keluarga.
    Merupakan kesatuan kelompok terkecil dalam masyarakat.
    Memiliki fungsi Nyata:
        a.        Biologis/Reproduksi. Mengatur hubungan seksual untuk memperoleh keturunan
        b.       Edukasi. Mengatur tanggungjawab untuk merawat dan mendidik anak
        c.        Sosial. Mengatur hubungan kekeluargaan dan kekerabatan
        d.       Afeksi. Mencurahkan kasih saying kepada anggota keluarga yang lain.
Fungsi Tersembunyi:
        a.        Ekonomi. Mengatur dan memenuhi kebutuhan rumah tangga
        b.       Pengendali sosial dari tindakan menyimpang
        c.        Pewarisan gelar dan marga
        d.       Proteksi. Melindungi anggota keluarga

2. Lembaga/Pranata Ekonomi
Adalah bagian dari pranata sosial yang bertalian dengan pengaturan bidang ekonomi, seperti masalah produksi, distribusi, serta konsumsi barang dan jasa.

3. Lembaga/Pranata Politik
Merupakan institusi atau pranata yang mempunyai kegiatan dalam suatu Negara yang berkaitan dengan proses untuk menentukan dan melaksanakan tujuan Negara.
Fungsi pranata politik:
        a.        Memelihara ketertiban dalam wilayahnya
        b.       Menjaga keamanan dari berbagai ancaman dan serangan pihak luar
        c.        Melaksanakan kesejahteraan umum, menyelenggarakan perencanaan dan pelayanan pemenuhan kebutuhan publik.

4. Lembaga/Pranata Pendidikan
Fungsi Nyata:
        a.        Mempersiapkan anggota masyarakat dalam mencari nafkah
        b.       Mengembangkan bakat/potensi yang dimiliki seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
        c.        Melestarikan kebudayaan dengan mewariskan kepada generasi berikutnya
        d.       Melatih keterampilan sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki seseorang.

Fungsi Latent/tersembunyi:
                            a.        Menunda kedewasaan anak
        b.       Menjadi saluran mobilitas sosial
                            c.        Memelihara integrasi dalam masyarakat

 5. Lembaga/Pranata Agama
Kedudukan agama terletak padfa ajaran yang dipandang sacral oleh pemeluknya. Melalui wahyu atau kitab suci memberi petunjuk kepada manusia dalam memenuhi kebutuhan dasarnya.

Unsur-unsur Agama:
        c.        Kepercayaan
                            d.       Symbol agama
                            e.        Praktek keagamaan
                            f.         Ummat beragama
                            g.       Pengalaman beragama



Fungsi Agama:
       
1.        Berfungsi sebagai petunjuk untuk mengatasi segala kesulitan yang diakibatkan oleh ketidakpastian dan keterbatasan manusia
2.        Sebagai pengukuhan nilai-nilai yang bersumber pada kerangka acuan sakral sehingga norma dan sanksinya pun sakral
3.        Menciptakan suatu ikatan bersama dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan ummat
4.        fungsi sosialisasi individu dalam mengenal nilai dan norma yang dianutnya